Category Archive Bebas

Byibnu.jihad

(2) Perjalanan Mencari Sekolah S3 melalui Beasiswa LPDP

Bismillah, Alhamdulillah washolatu wassalamu ‘ala Rasulillah

Hari ini, Rabu 5 Desember 2018, adalah hari kedua Tes Substansi Beasiswa LPDP. Setiap peserta mendapatkan serangkaian tes yang terdiri dari tiga sesi: a. LGD (Leaderless Group Discussion) b. Wawancara (Interview) dan c. Verifikasi Berkas

Tidak ada urutan baku untuk ketiga tes ini. Setiap peserta dijadwalkan berbeda-beda oleh sistem LPDP. Sebagai gambaran, jadwal yang saya dapatkan adalah sebagai berikut:

Ada pelamar yang wawancara dahulu, baru verifikasi lalu LGD dan demikian seterusnya. Jadwal saya Alhamdulillah cukup nyaman. Siang hari Pertama pukul 13.50 LGD lalu sorenya verifikasi, dan wawancara di hari kedua di sore hari.

Dua tahapan yang sudah saya lalui yaitu LGD dan Verifikasi Berkas. Ada beberapa hal yang mungkin penting saya tuliskan di sini dan semoga bermanfaat bagi pembaca.

LGD (Leaderless Group Discussion)

Bahasa INGGRIS. Ini yang pertama kali harus anda ketahui dan harus dipersiapkan. Diskusi dilakukan FULL dalam bahasa inggris. Jadi bagi anda yang jarang sekali speaking english berlatihlah sebaik mungkin. Jangan seperti saya. Saya pernah ditelpon oleh orang amerika dari ETS.org si penyelenggara TOEFL IBT, yang ingin membantu pendaftarnya mencari sekolah lanjut. Saya gugup, gagap dan gagal bicara dan hanya berbicara sedikit dan pelan dan akhirnya mbak-mbak yang menelpon pun berinisiatif pamit dan menutup telfon. Saya paham betul dengan ucapan beliau, namun karena tidak pernah berlatih berbicara dengan bahasa inggris jadilah kacau berantakan. Saya bisa mendengarkan dan paham BBC news, ted talks dan ceramah dalah bahasa inggris tanpa subtitle dengan tanpa hambatan. Saya berhasil mencapai 29/30 reading dan 26/30 listening untuk TOEFL IBT saya. Namun kalau urusan berbicara, beda lagi. Thanks to ETS that have been called me so that i can realized this problem soon.

Ada beberapa tips yang bisa anda pakai untuk meningkatkan kepercayaan diri anda (sebenarnya tips untuk saya pribadi).

Pertama: berbicaralah dengan tujuan menyampaikan ide kepada orang lain, agar orang memahami anda. Bukan untuk dinilai oleh guru bahasa inggris yang akan menyebutkan kesalahan speaking anda satu-persatu. Jangan khawatir salah ucap, salah pronounciation, salah diksi. Pokoknya: bicaralah, sampaikan gagasan anda. Bahasa diskusi boleh agak bebas dan tidak formal, selama kita bisa menyampaikan gagasan kita dengan baik. Setidaknya ini yang saya terapkan sehingga akhirnya saya berhasil melewati LGD dengan lumayan. Anda tahu, pada keseharian saya lebih suka diam dan mendengarkan ketimbang berbicara, apalagi di forum yang formal.

Kedua: anda harus mengetahui bahwa anda tidak sendirian. Teman-teman diskusi di kelompok anda pun bisa jadi mengalami masalah yang sama dan mungkin lebih buruk. Anggap mereka rekan dan saudara yang saling bantu-membantu dan demikian pula anda pun harus membantu mereka. Beri kesempatan untuk berbicara, beri perhatian ketika ia menyampaikan gagasannya, puji gagasannya bila memang baik dan saling mendukung satu sama lain.

Tema Diskusi seputar isu-isu kontemporer di tingkat nasional atau internasional dan biasanya terkait dengan permasalahan di negeri kita. Tema diskusi saya kemarin adalah mengenai nasib tenaga kerja indonesia yang bekerja di luar negeri. Sebelum berdiskusi kami diberikan waktu 5 menit untuk membaca artikel (dalam bahasa inggris tentunya) dan ada petunjuk dalam teks tersebut misalnya: anda dapat berperan sebagai pihak manapun (NGO, society, government, etc), berikan solusi untuk permasalahan itu, dan semisalnya.

Jaga sikap. Jangan terlalu banyak memakan waktu, berikan kesempatan kepada peserta lain, hormati rekan diskusi anda, perhatikan ucapan mereka, dan perhatikan juga sikap perilaku anda.

Waktu Diskusi adalah 25 menit untuk 6 peserta. Pada kesempatan kelompok kami kebetulan hanya 5 orang yang hadir sehingga tim penilai mengurangi waktu 5 menit, menjadi 20 menit saja. \

Tidak ada aturan dalam berdiskusi, tidak ada moderator. Bagaimana memulainya biasanya akan ada spontan 1 orang yang mengawali, atau meminta diri maka segera saja kita persilahkan. Jika tidak ada jangan ragu untuk menawarkan diri menjadi pemula.

Rajin-rajin mengikuti perkembangan nasional ya. Bukan semata-mata untuk beasiswa dan semacamnnya, tetapi sebagai kepedulian kita terhadap permasalahan bangsa, dan juga belajar mencari solusi untuk permasalahan itu.

VERIKIFASI BERKAS

Bagian ini sangat penting untuk memperhatikan detail. Baca baik-baik persyaratan yang diminta. Jangan sampai kurang. Perhatikan dengan detil. BTW, apakah anda memperhatikan kalau saya salah menulis subjudul ini? Anda jeli kalau begitu hehe…

Simpan baik-baik persyaratan-persyaratan yang dulu diminta untuk diupload scan-nya di sistem. Ada beberapa teman yang kebingungan di mana dia menyimpan berkasnya dulu. Nah daripada repot, siapkan tempat khusus yang aman jauh dari jangkauan air, api, kucing dan putra-putri tercinta ya…

Surat pernyataan harus sesuai dengan permintaan LPDP. Ada beberapa kasus pelamar beasiswa membuat surat pernyataan berisi 8 poin saja, padahal yang diminta oleh LPDP adalah 9 poin, dan sudah ada formatnya pula. Lagi-lagi jangan abaikan yang detail.

Persiapkan yang terbaik. Print warna kartu pendaftaran, formulir pendaftaran, jilidlah dengan rapi proposal anda, atau semacamnya. Lakukan yang lebih baik daripada yang diharapkan. Namun jangan sampai berlebihan ya.

Oke, saya kira itu dulu. Semoga bermanfaat, jika ada pertanyaan silahkan saran dan kritiknya ditunggu dikomentar di bawah.

Update: Setelah wawancara dan hasil diumumkan, alhamdulillah saya belum diterima, jadi artikel ini fix selesai dua seri saja ya. Terimakasih banyak

Byibnu.jihad

(1) Perjalanan Mencari Sekolah S3 melalui Beasiswa LPDP

Bismillah, Alhamdulillah wash-sholawatu wassalamu ‘ala Rasulillah Muhammad ibn Abdillah.

Tulisan ini sebagai catatan perjalanan saya mencari sekolah untuk kuliah S3. Tujuan menulis artikel (banyak artike, bisa jadi berseri) adalah sebagai penyemangat mental untuk diri sendiri yang akan test tahap ketiga beasiswa LPDP besok. Besok (4-6 Des 2018) adalah jadwal tes substansi (Verifikasi dokumen, wawancara dan FGD) untuk pelamar beasiswa LPDP LN khusus yang memilih lokasi di daerah Yogyakarta. Semoga bermanfaat bagi anda juga yang sedang / akan mencari beasiswa ke Luar Negeri pula.

Tujuan lainnya adalah berbagi pengalaman, siapa tahu bermanfaat secara teknis atau secara spiritual. Secara teknis maksudnya mungkin beberapa pengalaman saya mencari beasiswa yang bisa anda manfaatkan untuk ditiru. Secara spiritual maksudnya sebagai penyemangat anda, karena saya tidak lebih baik daripada anda, namun saya mencoba, dan kenapa anda tidak? Tidak ada denda bagi yang gagal mencoba. Hanya ada penyesalan bagi yang menolak untuk mencoba melangkah.

Jadi, langsung saja.

Apa persiapan yang diperlukan untuk mendaftar beasiswa LPDP? Bagaimana caranya bisa lolos sampai tahap ke-tiga ini?

Pertama-tama adalah nilai bahasa inggris yang memenuhi persayaratan LPDP. Tidak perlu khawatir tentang persyaratan bahasa inggris dari kampus tujuan. Yang kedua ini bisa diusahakan menyusul.

Sertifikat IELTS atau TOEFL IBT adalah syarat paling aman yang bisa anda persiapkan. Kalau anda punya 1 diantara dua ini maka anda sudah punya modal besar untuk mendaftar beasiswa LPDP untuk kategori manapun, tinggal nanti skornya saja yang menyesuaikan. Saya mendaftar Beasiswa Doktoral LN REGULER, dan syarat skornya paling menyeramkan lho. IELTS harus 7,5 dan IBT harus diatas 94. Saya pilih tes IBT dan mendapatkan skor 98 (alhamdulillah, selisih 4 skor dari syarat, hehe).

Apa bedanya IELTS dan TOEFL IBT? Bedanya itu menurut saya hanya persoalan selera saja. Tes pertama adalah produk UK dan tes kedua adalah produk US. See beda K dan S saja kan, hehe…

Produk Inggris itu speakingnya harus dengan orang secara langsung, kalau yang produk Amerika kita hanya perlu merekam suara dan nanti dikirim deh untuk dinilai. Bagian tes lainnya sama komposisinya ada reading, writing, dan listening.

Oiya ada lagi, kalau IELTS anda harus menjawab menggunakan tulisan tangan manual, sedangkan IBT menggunakan klik-klik mouse dan ketik-ketik keyboard saja (mirip CAT-nya CNPS gitu).

Biaya bagaimana? Kedua-duanya hampir mirip sama-sama sekitar 200$ (dollar lho ya, bukan rupiah). Waktu saya ikut test habisnya  sekitar 3 juta rupiah, bergantung kurs dan keadaan.

Syarat-syarat apalagi? Berikutnya adalah SYARAT ADMINISTRASI harus benar-benar detail untuk dipenuhi. Jangan anggap remeh. Ingat-ingat, syarat administrasi adalah bagian seleksi tahap pertama. Sehebat apapun anda kalau tidak memenuhi syarat administrasi pasti tidak bisa melanjutkan ke tahap berikutnya.

Syarat administasi yang perlu persiapan lebih adalah surat kesehatan 4 macam (sehat jiwa, raga, bebas NAPZA, dan bebas TBC). Surat ini harus dikeluarkan oleh RS pemerintah minimal tipe C. Kalau anda tinggal di sekitar Yogyakarta anda bisa memanfaatkan RSUD Yogyakarta (Wirosaban). Buka senin-SABTU sampai pukul 12 siang. Proses untuk 4 surat itu tidak bisa satu hari jadi, khususnya yang TBC harus 3 hari kerja baru selesai. Jadi siapkan baik-baik ya. Jangan suka mepet-mepet waktunya.

 

Kenapa sih sekolah S3 keluar negeri?

Saya ingin melanjutkan S3 karena kebutuhan untuk berkembang di pekerjaan saya sekarang sebagai Dosen UGM. Harus diluar negeri karena ilmu yang saya tekuni berkembang pesatnya di barat sana, dan untuk bisa belajar saya harus mendekat ke sumber ilmu itu. Selain itu dengan sekolah di luar negeri saya bisa lebih banyak memberi manfaat kepada UGM, mahasiswanya dan juga kolega saya. Lulusan luar negeri dengan output publikasi berkualitas sangat diharapkan oleh institusi saya. Mahasiswa perlu melihat contoh langsung dan inspirasi dari dosennya. Kuliah di luar negeri membuka kesempatan untuk membangun jaringan yang bermanfaat bagi keberlajutan penelitan saya dan kolega-kolega saya di kampus. Ditambah lagi beberapa dekade belakangan ini jumlah dosen yang sekolah ke UK (negeri tujuan saya) sudah minim.

Jadi, ringkasnya alasan kenapa kuliah saya keluar negri diantaranya karena saya dosen UGM sekarang. Kalau saya adalah dosen dikampus swasta di daerah 3T misalnya, saya pikir tidak harus sekolah keluar negeri. Kampus di dalam negeri cukup bagi saya.

Selain itu kesempatan untuk berkembang pesat sangat besar. Selain fisika, saya bisa belajar bahasa inggris dari negeri asalnya, belajar menulis paper dengan baik, berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai macam negara.

Saya memilih kampus University College London sebagai tujuan. Alasannya karena ada profesor dengan bidang riset yang mirip dengan yang saya pelajari sekarang. kedua karena syarat bahasanya cukup masuk akal yaitu TOEFL IBT overall score 92, dengan syarat writing dan reading 24. Skor saya sekarang hanya kurang di writing yang baru 21 poin. Cukup masuk akal untuk dikejar.

 

Kenapa memilih London?

Pilihan saya terbatas oleh beberapa faktor, dan sisanya tinggal memilih  Amerika, tokyo atau London. Saya tidak memilih amerika karena keadaan negaranya sekarang tidak bersahabat terhadap muslimin. Apalagi nama saya adalah Ibnu Jihad dan istri saya berhijab lebar, kadang bercadar. Piliha lainnya saja.

Saya lebih memilih London ketimbang tokyo karena kualitas kampus yang lebih baik dan kesempatan belajar bahasa inggris lebih baik. Saya sering mendengar orang-orang jepang tidak terlalu bagus berbahasa inggris.

(bersambung dulu ya, ternyata jadi panjang hehe)

Byibnu.jihad

Membayangkan Perasaan Orangtua

Sore menjelang ashar. Waktu itu hari rabu. Beberapa menit sebelumnya saya baru saja mengikuti rapat pleno pertama di tempat kerja yang baru. Rapat Pleno Departemen Fisika. Agenda rapatnya pun berkaitan dengan saya dan 3 orang rekan yang baru saja diterima di sini. Perkenalan dengan Dosen Baru, ini agendanya. Dan betul-betul sesuai isinya, rapat pleno hanya membahas itu, kami ber empat berkenalan, dan ditambah perkenalan seorang mahasiswa magang dari prancis satu, dan setelah itu sudah, rapat selesai. Rapat pleno hanya 30 menitan saja. Singkat sekali. 🙂

Judul artikel ini sebenarnya ingin bercerita tentang kotak makanan ringan dari rapat itu. Kotak makanan ringan yang bagus, enak, namun bukan isi dan rasanya yang ingin saya bahas. Saya teringat dengan Bapak, ketika melihat kotak itu. Bapak dulu sering sekali pulang dari sekolah membawa makanan, entah makanan ringan atau besar. Baru saya sadari, bisa jadi itu adalah makanan yang beliau seharusnya makan di sekolah. Tetapi makanan itu ternyata dibawa pulang ke rumah. Bisa jadi itu adalah makanan yang beliau dapatkan sejak pagi hari, lalu beliau simpan dan bawa pulang, meskipun sore menjelang malam baru sampai di rumah. Ma syaa Allah…

Sama seperti itu, saya memandang kotak makanan itu dan seketika langsung ingat dengan Abduh dan Umminya di rumah. Sepertinya mereka suka dengan makanan ini. Sepertinya mereka gembira sekali kalau mencicipinya. Eh, ada kacang telur, wah pasti rebutan makannya sama abduh. Ih roti coklatnya, mmm ummi pasti senang ini. Dan pikiran semacamnya. Sampai akhirnya makanan itu hanya saya minum airnya dan saya masukkan ke tas.

Mungkin demikian juga yang dulu Bapak rasakan ya?
Allah, ampuni dosa kedua orang tua saya, dan jadikan saya mampu berbakti kepada mereka.

Sekarang keduanya masih di kampung, di Tegal, sudah pensiun dan jauh dari kami. Pesan untuk pembaca yang bisa berbakti lebih kepada keduanya, lakukanlah, berikan yang terbaik untuk keduanya. Pengorbanan mereka tentu lebih besar daripada cerita sekotak makanan ringan ini. Maka balaslah dengan berbakti kepada keduanya.

 

sedikit kata
Lantai 3, gedung Departemen Fisika, Kampus Biru

 

Jika untuk karier dunia yang pasti akan berakhir, kita berjuang sekuat tenaga

Maka untuk kehidupan berikutnya yang kekal ABADI, tentu perjuangan kita harus berlipat-ganda

Atau sebenarnya kita tidak benar-benar yakin adanya surga dan neraka